
Gaya hidup sehat kini menjadi perhatian banyak orang, khusunya kalangan professional di perkotaan. Salah satu pilihan pola makan yang banyak diminati ialah diet vegetarian, yakni pola konsumsi berbasis nabati yang mengurangi bahkan menghilangkan produk hewani.
Menariknya, diet vegetarian memiliki banyak varian, 3 diantaranya ialah:
- Lacto Vegetarian
Lacto vegetarian adalah pola makan vegetarian yang tidak mengonsumsi daging, unggas, ikan, maupun telur, tetapi masih mengizinkan konsumsi produk olahan susu seperti susu segar, keju, yogurt, dan mentega.
Ciri khas lacto vegetarian:
Mengandalkan asupan protein dari kacang-kacangan, tahu, tempe, biji-bijian, serta susu dan produk olahannya.
Menghindari semua jenis daging, seafood, dan telur.
Tetap memperoleh kalsium, vitamin D, dan protein dari produk susu.
- Ovo Vegetarian
Berbeda dengan lacto vegetarian, ovo vegetarian memperbolehkan konsumsi telur, tetapi tidak mengonsumsi produk susu, daging, ikan, dan unggas.
Ciri khas ovo vegetarian:
Mengandalkan telur sebagai sumber protein hewani tunggal.
Tidak mengonsumsi susu, keju, yogurt, dan produk olahan susu lainnya.
Menyertakan beragam sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Lacto Ovo Vegetarian
Lacto ovo vegetarian adalah jenis diet vegetarian yang paling fleksibel, karena tetap mengizinkan konsumsi produk susu dan telur, namun tetap tidak mengonsumsi daging, ikan, maupun unggas.
Ciri khas lacto ovo vegetarian:
Memadukan asupan protein dari telur, susu, serta berbagai sumber nabati.
Menghindari semua jenis daging merah, seafood, dan unggas.
Sering diterapkan oleh individu yang ingin transisi menuju pola makan vegetarian sepenuhnya.
Kesimpulan:
Ketiga jenis vegetarian ini menawarkan pola makan sehat yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Baik lacto vegetarian, ovo vegetarian, maupun lacto ovo vegetarian memiliki manfaat masing-masing bagi kesehatan tubuh, mulai dari menjaga berat badan ideal, menurunkan risiko penyakit jantung, hingga meningkatkan keseimbangan nutrisi harian.